Jumat, Juni 05, 2009

budayakan gemar membaca

Seandanya semua orang ditanya “Apakah kita harus membaca ?” saya yakin hampir semua orang akan menjawab “harus” kecuali orang gila atau orang tidak waras, selanjutnya kalau pertanyaannya dirubah “Apakah kita harus rajin membaca ? “ maka jawabannya masing-masing orang berbeda tapi kalau semua jawaban disimpulkan semuanya menyampaikan bahwa membaca itu penting dan diperlukan selain itu dengan membaca kita pun mengetahui dapat menambah ilmu pengetahuan.
Secara pribadi, sejak SMP saya sangat tertarik dengan buku-buku novel, cerita-cerita fiksi dan non fiksi serta catatan perjalanan seseorang. Ada banyak sekali teman saya yang sama sekali tidak tertarik untuk membaca (kecuali komik tentunya). Mereka hanya membaca buku-buku diktat sekolah dan kuliah. Atau banyak juga yang membaca buku populer dan best seller saja. Menurut saya best seller bukan menjadi tolok ukur baiknya suatu buku untuk dibaca atau tidak. Sering saya melihat buku-buku best seller yang tidak lebih dari buku yang memanfaatkan kesempatan atau merupakan cara pemasaran dari penerbit-penerbit itu, tapi isinya, wew..jelek banget.
Nah, budaya membaca ini sudah digembar-gemborkan sejak jaman dulu. Ada banyak slogan “Buku adalah jendela dunia” dan slogan-slogan sejenis, tapi itu hanya menjadi slogan kosong saja. Gimana tidak? Gagalnya budaya membaca ini menurut saya bukan 100% kesalahan masyarakat, tapi juga bisa jadi kesalahan pemerintah dan penerbit . Menurut saya, harga buku di Indonesia itu teramat mahal, jujur, apalagi untuk kelas mahasiswa dan pelajar. Lihat saja, harga buku *bermutu* di Indonesia ini pasti lebih dari Rp. 30.000 (ini sudah jarang sekali ada yang harga segini). Berapa harga makan untuk mahasiswa “normal”? Tidak lebih dari 5000-6000 rupiah. Bayangkan, harga buku bisa lebih dari 5-6 kali harga makan. Wew..Selain itu, kenapa yah tidak diadakan sistem seperti di beberapa negara, yaitu apabila sudah selesai dibaca, anda bisa mengembalikan buku itu dengan harga tertentu. Misalnya, Anda beli sebuah buku, dengan harga US$7.00, anda akan mendapatkan uang kembali apabila buku itu sudah dikembalikan dengan US$2.00, tentunya dengan syarat bukunya harus masi baik dan tidak rusak serta pada jangka waktu tertentu. Menurut saya itu sangat menarik, jadi itung-itung kita beli buku dengan harga US$5.00 apabila buku itu kurang menarik atau kita merasa cukup dengan sekali baca.
Usulan untuk penerbit, mungkin sebaiknya anda membuat buku murah, misalnya dengan kualitas cetakan yang biasa saja (jangna jelek) dan kertas yang murah, seperti mungkin paper bag ato gimana gitu dan ga usah pake hardcover ato apalah itu. Untuk pembeli seperti ini mungkin bisa dibatasi, misalnya untuk dapat membeli buku seperti ini, harus menjadi member atau menunjukkan kartu mahasiswa gitu.
Kalo saya ngobrol sama temen, mereka selalu ngomong, daripada beli, kenapa tidak membudyakan perpustakaan ato gimana gitu. Yap, sepatu, sepakat dan setuju..Konotasi perpustakaan adalah mencari buku tua yang udah ga ada dimana-mana, selain itu tempatnya membosankan karena lembab dan berdebu.apalagi perpustakaan yang kurang terawat atau dibersihkan.
Mudah- mudahan sedikit tulisan ini bisa bermamfaat bagi pembaca, marilah kita budayakan budaya gemar membaca karena sesungguhnya membaca itu indah dan telah diperintahkan oleh ALLAH SWT sejak turunnya Alqur’an pertama kali, sebagaimana diisyaratkan dalam surat Al ‘Alaq ayat 1 ..”bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu”
Ada satu quote lagi yang menarik yang mendukung pendapat di atas “Buku adalah pintu menuju hal-hal baru, yang akan membelit tubuh dan jiwa kita begitu memasukinya. Buku juga jendela. Dari keempat sisinya kita bisa menjelajah negeri impian dan menjadikan kita berpikir cerdas, kritis serta membangun rasa percaya diri.”
Oleh karena itu jangan ragu lagi mulailah dari sekarang untuk mencoba dan membiasakan budaya gemar membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar