Kamis, Desember 17, 2009

Kunjungan Kerja Ratu Munawaroh di MAN Cendikia Jambi

Pijoan - Anggota DPR RI asal Jambi, Ny Ratu Munawaroh Zulkifli, melakukan kunjungan ke Kampus MAN Cendikia Jambi (16/12) yang berlokasi di Pijoan, Kec Jambi Luar Kota (Jaluko), Kab Muarojambi. Kehadiran Ratu Munawaroh ini disambut Kakanwil Depag Provinsi Jambi - Drs H Kadir Husein MPd I, Ketua Tim Penggerak PKK Muarojambi - Ny Suliyanti Burhanuddin, Sekda Muarojambi - Drs H Syafruddin Anang, dan Kepala Man Cendikia Jambi - Drs H Muslim MPd.

Ratu Munawaroh beserta rombongan tiba di MAN Cendikia Jambi sekitar pukul 10.00 wib dan langsung mengunjungi beberapa fasilitas yang ada di MAN Cendikia, seperti asrama putra-putri, Laboratorium Bahasa , Komputer, dan Perpustakaan. Di Perpustakaan Ratu Munawaroh memberikan beberapa kata sambutan diantaranya ke depan MAN Cendikia diharapkan tak hanya sekadar sekolah yang menawarkan banyak fasilitas, tapi juga harus memberi program yang bisa membuat lulusanya kerja langsung.
Ratu Munawaroh mengatakan, saat ini MAN Cendikia masih mendapat bantuan pusat untuk operasionalnya dimana untuk masa yang akan datang harus dicarikan solusinya, karena dikhawatirkan ke depan bantuan itu akan berhenti di tengah jalan. Selain itu diharapkan MAN Cendikia ini memiliki program esktra kurikuler bidang pertanian, perikanan, dan peternakan melalui kerjasama dengan Unja dikarenakan Unja memiliki banyak tenaga ahli. Beliau juga mengatakan program seperti ini sangat bermanfaat bagi siswa. Jika mereka tak melanjutkan studi ke bangku kuliah, mereka bisa mempraktikkan ilmu yang sudah diperoleh, ungkap Munawaroh. Setelah kunjungannya itu dia akan membicarakan persoalan ini dengan pemerintah pusat.
Visi-misi MAN Cendikia ini berbeda dengan sekolah lain, sehingga Munawaroh menghimbau agar bantuan juga datang dari Pemprov Jambi dan Pemkab Muarojambi. Apalagi, kita harus bangga karena dari 3 MAN Cendikia di Indonesia, salah satunya ada di Prov Jambi. Ini jelas suatu yang sangat membanggakan. Selain itu Ratu juga minta Ketua TP PKK Muarojambi, Ny Suryanti Burhanuddin untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan ekstra kulikuler di MAN Cendikia, seperti industri kerajinan di Muarojambi misalnya songket agar jadi salah satu sentra bisa disosialisasi dan diajarkan kepada siswa MAN Cendikia.
Sementara itu Kepala MAN Cendikia Jambi, Drs H Muslim MPd, mengatakan MAN Cendikia adalah sekolah yang menggunakan Kurikulim Nasional Plus. Pembelajaran sehar-hari berupa eksak dan bahasa Inggris/Arab dengan memberlakukan “language Area “ yang mengharuskan pengguanaan bahasa arab dan bahasa inggris di lingkungan Madrasah. Makanya, pendidikan di MAN Cendikia berbeda dengan sekolah lain di Jambi. Selain itu, ada program kegiatan setelah salat Magrib yaitu mengaji kitab-kitab kuning. Sedangkan, usai salat Isya ada kegiatan tutorial, yakni siswa mengulang pelajaran yang dipelajarinya siang tadi. Sehingga, lulusan MAN Cendikia siap bersaing dengan lulusan terbaik di Jambi.
Kunjungan kerja(Kuker) Anggota DPR RI, Hj. Ratu Munawaroh Zulkifli ini akan berlangsung hingga jumat 18/12 besok. Untuk hari 17/12 ini saja jadwal akan mengunjungi Kota layak anak, dan mengunjungi Badan Amil Zakat Daerah(Bazda) P2T2P, setelah itu langsung menuju Asrama Haji. Dari Asrama haji langsung menuju Al Falah, untuk menghadiri peringatan 1 Muharam. ( ed_09)

>>baca selengkapnya....

one man one tree di MAN Cendikia Jambi

Pijoan_ Berdasarkan Keppres No.24 Tahun 2008 tentang Hari Menanam Pohon Indonesia dan imbauan Presiden RI yang tertuang dalam Surat Menteri Kehutanan RI Nomor S.86/Menhut-V/2009 serta dalam rangka meningkatkan partisipasi kegiatan penanaman dan untuk menyukseskan gerakan menanam One Man One Tree, Departemen Keuangan melalui Surat Edaran Sekretaris Jenderal Depkeu Nomor SE-1106/SJ/2009 meminta perhatian kepada seluruh jajaran dan keluarga besar Departemen Keuangan di seluruh Indonesia untuk melaksanakan gerakan penanaman pohon.
one man one tree telah direalisasikan di MAN Cendikia jambi (02/12)yang terselenggara berkat kerja sama dinas perkebunan Kabupaten Muaro Jambi dan PTP VI dimana dalam acara tersebut dihadiri Bupati Muara Jambi, Burhanuddin Mahir,Ketua Tim Penggerak PKK Muarojambi - Ny Suliyanti Burhanuddin, serta komisaris PTP IV Marzuki Usman, serta beberapa pejabat yang terkait dalam program ini.melalui kegiatan ini diharapkan setiap orang/pegawai dapat mendukung program tersebut dengan menanam satu pohon di lingkungan masing-masing dengan tujuan mendorong masyarakat agar secara terus menerus membudayakan menanam pohon. Gerakan Penanaman Pohon Satu Orang Satu Pohon (One Man One Tree) tahun 2009 dicanangkan mulai tanggal 1 Februari sampai akhir tahun 2009.Adapun teknis pelaksanaan penanaman pohon di lingkungan Instansi Departemen Keuangan atau lokasi resapan air/lahan kosong/lokasi lainnya pada wilayah kerja Unit diharapkan dapat berkoordinasi dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) setempat dan Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota terkait.

Jika penduduk Indonesia berjumlah sekitar 230 juta jiwa, maka pada tahun 2009 ini bangsa Indonesia harus dapat menanam sebanyak 230 juta pohon. Gerakan penanaman dan Pelihara Pohon, harus terus digelorakan dan dilakukan secara kontinyu pada setiap tahun masa tanam. Dalam waktu 5 sampai 10 tahun mendatang, bangsa Indonesia akan menikmati indahnya bumi Indonesia hijau berseri. Kita harus mulai dari diri sendiri, kita mulai dari lingkungan kita sendiri, kita mulai dari sekarang,
seperti yang kita ketahui, Tanaman memiliki banyak fungsi ekologis yang menguntungkan manusia. Tanaman bermanfaat memperbaiki kualitas udara melalui proses fotosintesis yang mengubah karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen (O2). Tanaman juga dapat menurunkan suhu udara di sekitar rumah. Beberapa ahli lingkungan menyebutkan, setiap satu hektar lahan hijau dapat mengubah 3,7 ton CO2 dari aktivitas manusia, pabrik, dan kendaraan bermotor menjadi dua ton O2 yang dibutuhkan manusia.
Namun ironisnya, sebagian orang justru menebangi pohon di depan rumah dengan berbagai alasan. Di sebuah kawasan perumahan di Tangerang, misalnya, warga menebangi pohon perindang yang ditanam di depan rumah oleh pengembang. Warga juga tidak banyak menanam tanaman meski masih punya sedikit halaman untuk ditanami.

>>baca selengkapnya....

Selasa, September 15, 2009

Sosialisasi Pendidikan di Mesir


Saat ini MAN Cendikia Jambi terus berupaya melakukan lobi ke Depag pusat untuk mendatangkan guru dari dosen Universitas Al-Azhar Mesir. Dan alhamdulillah saat ini sudah ada, tinggal menunggu kepastian waktunya saja. Untuk memantapkan wawasan siswa tentang pendidikan di Mesir, pada hari Rabu (09/09) MAN Cendikia Jambi menggelar sosialisasi pendidikan di Mesir dengan pemberian materi dari alumni Universitas Al Azhar Mesir, Dr H Husein Bafadhol, LC MAg sekaligus yang diramu dengan acara buka puasa bersama, peringatan Nuzul Qur’an dan penutupan pendidikan Ramadhan siswa MAN Cendikia Jambi. Kegiatan ini diikuti seluruh guru dan karyawan, serta 179 siswa mulai kelas X hingga XII.
Acara ini dibuka langsung oleh Kepala MAN Cendikia Jambi, Bapak Drs H Muslim MPd. Beliau berpesan kepada siswa untuk menyimak dan memahami uraian materi yang akan disampaikan, sehingga lebih termotivasi untuk melanjutkan pendidikan ke Mesir, khususnya bagi siswa kelas XII yang berminat untuk melanjutkan pendidikan di Mesir.
dalam sosialisasi ini pemateri berbagi cerita dan pengalamannya selama memnempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar Mesir. ada dua jalur yang dapat ditempuh oleh siswa jika ingin kuliah di mesir yaitu jalur beasiswa yang disediakan oleh Depag ( biaya pendidikan gratis) dan jalur perorangan (individu)dimana pembiayaan ditanggung oleh individu masing - masing.
yang tak kalah penting dan menjadi syarat utama ialah ijazah siswa harus dalam bahasa arab, sehingga ijazah kita yang berbahasa indonesia tentunya harus dikonversikan kedalam bahasa arab.
untuk biaya pendidikan bagi jalur individu, pada tahap awal memang terasa mahal, akan tetapi hal ini bisa diatasi karena di universitas ini disediakan banyak beasiswa dengan sarat siswa yang mengajukan harus naik kelas/naik tingkat.
sosialisi ini dilanjutkan kembali setelah sholat tarawih dan witir dan digelar acara tanya jawab langsung. beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan dalam bahasa arab antara lain M. Rozen, Miftah Hati dan M. Thohir.

>>baca selengkapnya....

Workshop Pendidikan ke Luar Negeri di MAN Cendikia Jambi


Pijoan - MAN Cendikia jambi terus berupaya meluluskan siswanya dengan nilai tinggi dan bermartabat. Maka dari itu, salah satu upaya madrasah ini adalah menggelar workshop pendidikan ke luar negeri di gedung serba guna dan dilanjutkan di ruang perpustakaan sehingga dapat menggunakan akses internet secara lngsung (05/09). Pemateri workshop ini yaitu alumni Universitas Melbourne Australia, Dr Suadi Ashari Phd dan didampingi langsung oleh Kepala MAN Cendikia Jambi Bapak Drs H Muslim MPd. Acara ini diikuti oleh seluruh siswa dan Guru.
Kepala MAN Cendikia Jambi, Bapak Drs H Muslim MPd mengatakan tujuan kegiatan ini adalah membangun impian siswa untuk masuk PT favorit di luar negeri. Yang mana ke depan akan ada follow-up, mulai dari membimbing siswa mendapatkan informasi, persyaratan yang nantinya dicocokkan dengan kemampuan siswa, dan sekolah. Untuk target, di tahun pertama ada yang melanjutkan pendidikan ke luar negri. Siswa pun telah mendapatkan informasi tentang pendidikan di Singapura. menyusul kemudian pendidikan di Malaysia. Jika tidak ada halangan, pada bulan Oktober 2009 nanti kedutaan Australia akan hadir di Madrasah untuk memberikan motivasi pada anak-anak. Meskipun demikian, untuk dalam negeri tetap diupayakan, agar siswa masuk ke PT favorit. seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) dan UI. Sebab, tiap tahunnya kita selalu melakukan studi banding ke PT favorit. Dalam rangka memunculkan semangat anak.

Oleh karena itu MAN Cendikia Jambi memberikan dukungan fasilitas yakni fasilitas internet diruang Perpustakaan agar dapat mencari informasi PT luar negeri. Begitu juga untuk televisi kabel sedang di persiapakan. untuk mendapatkan kelulusan yang baik, sejak awal madrasah favorit ini telah melakukan langkah-langkah tertentu yaitu dengan adanya Tim intensif ysng merupakan tim bimbingan untuk semua siswa kelas XII khusus mata pelajaran yang diujian-nasionalkan, serta tim klinik yang diperuntukkan khusus bagi siswa yang bermasalah dalam mata pelajarana yang di-UN-kan. Sebab target madrasah adalah dengan nilai tujuh dengan ketentuan UN adalah 5,5. Jika berada di bawah nilai tujuh, maka akan lebih dibimbing lagi agar dapat mencapai tujuh
Workshop yang dimulai dari pukul 09.00 sd 15.00 ini diikuti dengan serius oleh peserta. Terlebih saat pemateri memberitahu bagaimana membuka situs PT di luar negeri dan cara mendapatkan informasi lainnya melalui browsing di internet.

>>baca selengkapnya....

Kamis, Agustus 20, 2009

pembukaan masa uzlah siswa baru MAN Cendikia Jambi

>>baca selengkapnya....


Pada umumnya koleksi perpustakaan ditinjau dari isinya terdiri dari dua jenis, yaitu koleksi sirkulasi (buku teks yang biasa dipinjamkan) dan koleksi referensi (koleksi rujukan). Dalam memanfaatkan perpustakaan yang harus diketahui dan dipamahi oleh para pengguna adalah memahami masing-masing fungsi dari jenis koleksi tersebut agar dalam mencari informasi di perpustakaan berjalan efektif dan efisien.
Koleksi sirkulasi (buku teks) umumnya merupakan buku-buku ajar dimana setiap babnya merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan pokok bahasannya. Sehingga dalam pemanfaatannya biasanya harus dibaca secara keseluruhan.
Berbeda dengan koleksi referensi, koleksi ini merupakan koleksi yang memberikan penjelasan tentang informasi tertentu. Informasi ini bersifat menyeluruh dalam lingkupnya; uraiannya padat, fungsinya memudahkan penemuan informasi dengan cepat, tepat dan benar. Koleksi ini disusun dengan sistem tertentu: sistem alfabetis (kamus, ensiklopedi), sistem kronologis (ikhtisar), sistem tabel (statistik), sistem wialayah (atlas, peta), sistem golongan-golongan (bibliografi, handbook, almanak)

>>baca selengkapnya....

Minggu, Juli 26, 2009

Permohonan Menjadi Anggota Perpustakaan


Untuk meningkatkan sistem tata laksana, administrasi dan pelayanan perpustakaan khususnya di perpustakaan MAN Cendekia jambi, pengelola menerapkan kebijakan baru yaitu pengisian formulir permohonan menjadi anggota perpustakaan yang diperuntukkan untuk semua siswa serta guru dan karyawan MAN Cendikia jambi. Memang secara teknis selama ini siswa, guru dan karyawan telah terdaftar menjadi anggota tetapi belum secara administratif. Untuk itu diharapkan dengan pengisian formulir ini semua anggota dapat terdata dengan baik . Formulir tesebut mulai didistribusikan pada tanggal 24 juli 2009, dari data yang masuk baru sekitar 45% formulir yang sudah diisi tetapi belum disertai foto yang kelak akan digunakan untuk pembuatan Kartu Anggota.
Selain kebijakan tersebut, pengelola menerapkan sistem baru untuk peminjaman, yaitu sistem slip/bon atau daftar peminjaman menggantikan sistem buku besar yang dirasakan kurang efisien. Dengan sistem slip ini pencarian data peminjam menjadi lebih mudah dan teratur sehingga meminimilasi kesalahan pendataan peminjaman. Ke depan direncanakan peminjaman menggunakan sistem kartu(brownis), namun untuk sekarang keadaan masih belum memungkinkan.
Kami berharap semua guru , karyawan dan khususnya siswa/i kelas X, XI & XII untuk dapat mengisi formulir keanggotaan yang telah disiapkan . Dan bagi yang telah mengambil untuk dapat segera dikembalikan selama jam kerja/jam layanan perpustakaan.(ed)

>>baca selengkapnya....

Jumat, Juli 17, 2009

Peminjaman buku pelajaran (text book) kelas X, XI dan XII


Perpustakaan MAN Cendekia jambi mulai senin (13/07) terlihat ramai. Di awal tahun ajaran baru 2009/2010 Petugas kembali disibukkan karena aktivitas siswa yang meminjam buku pelajaran. Masing masing siswa dapat meminjam berbagai buku teks yang diperlukan untuk kegiatan belajar. Dari data yang ada sudah Lebih dari 4231 eksemplar buku teks yang dipinjamkan dengan rincian 2301 eksemplar untuk siswa kelas X, 1104 eksemplar untuk kelas XI dan 826 eksemplar untuk siswa kelas XII. Data tersebut belum termasuk buku yang dipinjamkan kepada guru sebagai bahan ajar atau materi pendidikan.
Untuk kelas X dan XI terdapat lebih dari 30 judul buku dari berbagai penerbit, antara lain : erlangga, tiga serangkai, regina, esis, phibeta, aneka ilmu dan bengawan ilmu. Sedangkan untuk siswa kelas XII hanya sekitar 14 judul buku dari 3 penerbit, yaitu erlangga, armico dan yudhistira.
Dari pengamatan petugas proses peminjaman berlangsung tertib dan lancar. Masing masing siswa mendapat slip atau daftar peminjaman yang diisi sesuai petunjuk yang ada. Selama proses peminjaman petugas dibantu oleh 3 orang siswa kelas XII yaitu Tri wahyudi, Alfatkhuri dan Amdrean Rusefendi.

Petugas berharap Buku buku yang dpinjamkan dapat dijaga dan dirawat serta di beri sampul agar tidak mudah rusak. Bagi siswa yang lalai dan merusak atau menghilangkan buku akan dikenai sanksi sesuai ketentuan berupa mengganti dengan buku yang sama dan baru. Lama waktu peminjaman buku teks ini selama 1 (satu) semester dan wajib dikembalikan setelah ujian semester 1 berakhir..(ed)

>>baca selengkapnya....

Senin, Juli 13, 2009

Pembukaan MOS MAN Cendekia Jambi


Pijoan-Masa Orientasi Siswa (MOS) MAN Cendikia jambi mulai dibuka pada senin,13 juli 2009.
Dalam sambutan ketua panitia pelaksana yg disampaikan oleh Hendrisakti Hoktovianus,S.Pd,pelaksanaan MOS ini berlangsung selama 3 hari.
Acara ini dibuka langsung oleh kepala MAN Cendikia jambi, Drs.H.Muslim, M.Pd.
Dalam sambutannya beliau berpesan agar siswa dapat mengikuti kegiatan ini dengan penuh rasa tanggung jawab serta konsisten.

dalam kesempatan ini beliau juga mengumumkan prestasi yang telah diraih
siswa MAN Cendekia Jambi. Salah satu yang dibanggakan yaitu berhasil lolos peringkat nasional Olimpiade Sains Nasional (OSN). Dari 107 peserta untuk ilmu fisika dan astronomi, yang dari madrasah hanya tiga yakni MAN IC Serpong, MAN IC Gorontalo dan MAN Cendikia Jambi sendiri. Selebihnya sekolah umum.
Siswa yang berprestasi yakni M Kholid Al Hijri (dibidang Fisika) dan Zulham Aaron M (dibidang Astronomi). Keduanya kini terus mempersiapkan diri dengan belajar lebih intensif lagi.
>>baca selengkapnya....

Kamis, Juli 02, 2009

penerimaan siswa baru MAN cendekia jambi


seleksi penerimaan siswa baru MAN cendekia Jambi memasuki final,dari Jumlah calon siswa yang mendaftar tercatat sebanyak 720 orang. Setelah dilakukan seleksi administrasi dan seleksi khusus, yang bisa mengikuti tes masuk sebanyak 301 orang. Tes dilaksanakan, Sabtu (23/05), bertempat di kampus MAN Cendekia, di Pijoan, Kec Jambi Luar Kota (Jaluko), Kab Muarojambi. Dari jumlah tersebut, yang akan diterima MAN Cendekia hanya 60 orang.

setelah serangkaian tahapan tes tersebut sekarang calon siswa/siswi yang dinyatakan lulus tes tertulis diwajibkan mengikuti tes kesehatan (general chek up) di RSUD Raden Mataher Jambi yang berlangsung dari tanggal 29 juni sd 01 juli 2009.
peserta tes yang terdiri dari 60 calon siswa tersebut dibagi dalam 3 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 20 orang. setelah dinyatakan lulus tes kesehatan calon siswa diwajibkan mendaftar ulang dengan mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan.

tes tertulis calon siswa MAN cendekia jambi (23-24 mei 2009)
untuk diketahui, selain penerimaan siswa baru MAN cendekia jambi juga merekrut Guru yang pelaksanaan tesnya dilaksanakan pada tanggal 23 mei sd 25 juni 2009. pelaksanaan tes baik calon siswa maupun guru bekerjasama langsung dengan TIM MAN insan cendekia serpong dan Kakanwil DEPAG provinsi jambi.jumlah anggota tim penguji untuk penerimaan siswa dan guru sebanyak 12 orang. 2 diantaranya berasal dari psikolog Universitas Padjadjaran Bandung. Tahun lalu MAN Cendekia bekerjasama dengan psikolog Universitas Indonesia (UI). dari 47 calon guru yang mengikuti tes hanya 6 peserta yang dinyatakan lulus dengan rincian 3 peserta lulus murni dan 3 peserta lagi lulus kontrak.

Pelaksanaan tes penerimaan siswa dan guru baru itu disemarakkan dengan kegiatan bazar yang menjual berbagai barang kebutuhan. Ini sekaligus untuk memudahkan berbelanja bagi para orang tua yang anaknya ikut tes. Soalnya, MAN Cendekia memang berlokasi cukup jauh dari pasar.

>>baca selengkapnya....

Sabtu, Juni 20, 2009

Kunjungan Ke Perpustakaan MAN 2 Model Pekanbaru

salah satu agenda yang dipersiapkan oleh panitia Bintek Perpustakaan Provinsi Jambi selain berkunjung ke Perpustakaan Soeman HS Riau adalah kunjungan ke perpustakaan MAN 2 Model Pekanbaru sebagai salah satu perpustakaan terbaik di pekanbaru pada hari jum'at 12 juni 2009.Dalam kesempatan ini kami diberi kesempatan mengenal dan melihat langsung perpustakaan MAN 2 Model tersebut.



untuk diketahui, MAN 2 Model Pekanbaru yang saat ini sedang giat-giatnya mempersiapkan diri menjadi Madrasah Nasional Bertaraf Internasional (MNBI) pada tahun 2009 ini.

MAN 2 Model Pekanbaru yang beralamat di Jalan Diponegoro no.55 ini pada mulanya bernama Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN), yang pada waktu itu 3 tahun dan selanjutnya berubah menjadi PGAN 6 Tahun. Pada zamannya PGAN sangat populer di kalangan pelajar kota Pekanbaru. Selain terkenal dengan pendidikan agamanya, PGAN juga terkenal dengan ekstrakulikulernya pada waktu itu yang paling menonjol adalah Pramuka.

Pada tahun 1993, PGAN beralih status menjadi MAN 2 Pekanbaru. Singkat cerita, semenjak Drs.H.Mukhlis Munaf menjabat kepala sekolah, prestasi MAN 2 terus menanjak. Alhasil MAN 2 naik status menjadi MAN percontohan di Riau, hingga namanya berubah menjadi MAN 2 Model Pekanbaru. Karena perkembangan prestasinya sangat cepat, MAN 2 Model mendapat penghargaan MAN terbaik Nasional kategori Model (Percontohan).
Nah, hal ini-lah yang membuat Kantor Wilayah Departemen Agama Riau merencanakan MAN 2 Model Pekanbaru sebagai Madrasah Nasional Bertaraf Internasional tahun 2009 mendatang. Untuk mewujudkan MAN 2 Model Pekanbaru sebagai Madrasah Nasional Bertaraf Internasional, sekolah itu menjalin kerja sama dengan MAN Insan Cendikia Serpong. Telah banyak perubahan terjadi di sekolah ini hingga menjadi salah sekolah terfavorite di Pekanbaru,.

Olimpiade Matematika, Fisika, Kimia Biologi dan Bahasa Inggris yang diikuti oleh seluruh Madrasah Aliah Negeri yang di Riau ini kembali diselenggarakan di MAN 2 Model Pekanbaru jalan Diponegoro no.55. Pada hari penyerahan piala itu juga dihadiri oleh perwakilan Dari Kanwil Depag, namun sayang prestasi “langganan” sekolah yang dipersiapkan menjadi Madrasah Nasional Bertaraf Internasional pada tahun 2009 ini tidak disaksikan oleh Kepala sekolah(kepasek)nya karena Drs.Muliardi M.Pd, kepsek sekolah tersebut sedang menunaikan ibadah haji di tanah suci.
suatu kebanggaan bagi kami ( peserta Bintek ) dapat bekunjung ke MAN 2 Model Pekanbaru...
>>baca selengkapnya....

Kamis, Juni 18, 2009

Kunjungan Ke Perpustakaan Soeman HS Riau

Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Riau atau yang lebih dikenal dengan Perpustakaan Soeman Hs kini menjadi tujuan wisata baru di Riau yang berbasis edukasi.Perpustakaan Soeman Hs di Pekanbaru yang dibangun Pemerintah Provinsi Riau sejak tiga tahun lalu, difungsikan mulai Selasa (28/10/2008) dan dibuka untuk umum.Peresmian gedung perpustakaan daerah yang mengambil nama sastrawan nasional Angkatan Pujangga Baru Soeman Hs tersebut dilakukan langsung oleh Gubernur Riau, H. Wan Abubakar di Pekanbaru.

Hingga kini jumlah anggota yang aktif sebesar 20.358 orang dan mereka dapat mengakses sekitar 72.259 judul buku yang berjumlah 213.432 eksemplar.
Gedung berlantai enam yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman itu menghabiskan biaya pembangunan sebesar Rp144 miliar dengan dana Rp118 miliar di antaranya adalah untuk anggaran fisik.
Gedung mewah berarsitektur modren tropis menyerupai buku terbuka atau rehal (bangku kecil untuk alas membaca Al Quran), memiliki daya tampung setiap lantainya sebanyak 1.000 pengunjung.Perpustakaan megah berdinding kaca itu tidak hanya dilengkapi ruangan baca tapi juga terdapat ruangan kedap suara untuk diskusi, tetapi juga ruang seminar, plaza serta kafe.
Guna memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada para pengunjung, Perpustakaan Soeman HS milik Pemprov Riau terus saja melengkapi fasilitasnya. Selain perpustakaan ini telah dilengkapi koneksi internet, juga terus menerus menambah koleksi bukunya.
"Kita akan berusaha memanjakan para pengunjung dengan terus melengkapi fasilitas perpustakaan, selain kini sudah ada koneksi internet kita juga terus menerus menambah koleksi buku yang dibutuhkan masyarakat," ungkap Kepala Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Riau, Naili Saidi di Pekanbaru saat penyambutan Peserta Bintek Perpustakaan dari Provinsi jambi tanggal 11 juni 2009.
Dia mengatakan, untuk tahun 2009 ini direncanakan koleksi buku Perpustakaan Soeman HS akan bertambah sebanyak 25 ribu eksemplar.
dalam kesempatan kali ini kami melihat langsung keadaan perpustakaan terbesar dan termegah ini,,sungguh sangat menakjubkan. karena itu tak heran banyak peserta bintek yang mengabadikan momen penting ini melalui kamera HP ataupun digital.
semoga suatu saat saya beserta kawan - kawan yang lain diberi kesempatan kembali berkunjung ke Perpustakaan Soeman HS.
>>baca selengkapnya....

Bintek Pengelola Perpustakaan Sekolah

>>baca selengkapnya....

Selasa, Juni 16, 2009

filter internet

Internet bagaikan pisau bermata dua. Padanya terdapat berjuta-juta website yang bermanfaat sehingga internet seringkali disebut sebagai perpustakaan paling lengkap di dunia. Namun, internet juga mengandung isi-isi yang merugikan dan berbahaya bagi Anda dan keluarga Anda.

Anda dapat mengatur keamanan berselancar di dunia internet dengan menggunakan software penyaring situs-situs yang tidak bermanfaat, termasuk situs asusila. Kami merekomendasikan untuk menggunakan perangkat lunak di bawah ini:

1. Untuk Single User (pada PC):

* Naomi Family Safe Internet
* K9 Web Protection

Anda bisa mendownload perangkat lunak tersebut pada homepagenya di alamat http://www1.k9webprotection.com/getk9/index.php untuk K9 Web Protection dan http://www.naomifilter.org/index.html untuk Naomi Family Safe Internet. Kami telah membuat paket download dua perangkat lunak tersebut beserta panduannya di situs ini. Silakan mendownload lewat link di bawah ini:

* Paket Filter Asusila
* Panduan Perangkat Lunak Filter Asusila

2. Untuk Institusi ( pada Proxy ) :

* Squid

Anda bisa mendownload perangkat lunak tersebut beserta user guidenya lewat link di bawah ini:

http://www.squid-cache.org/Download/binaries.dyn
>>baca selengkapnya....

Minggu, Juni 07, 2009

Bina Teknis (Bintek) Tenaga Pengelola Perpustakaan

Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia khususnya dbidang perpustakaan, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi mengadakan Kegiatan Bimbingan Teknis (bintek) Tenaga Pengelola Perpustakaan Sekolah yang diikuti SMU/SMK atau sederajat se provinsi jambi.kegiatan ini diselenggarakan di LPMP jambi mulai 8 juni sd 12 juni 2009.
Untuk memperdalam pembelajaran dalam kegiatan tersebut diadakan study banding ke provinsi Riau.
Biaya Selama mengikuti kegiatan bintek dan studi banding ke provinsi Riau ditanggung oleh panitia. Sedangkan biaya transport dari daerah asal ke Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi ditanggung oleh instansi/sekolah pengirim.
Alhamdulilah,sebagai pengelola perpustakaan kali ini saya dpercaya oleh Kepala MAN Cendikia jambi,bapak Drs.H.Muslim, M.Pd Untuk mengikuti kegiatan tersebut.
>>baca selengkapnya....

Jumat, Juni 05, 2009

Foto Bersama Menag dan Menpan RI



foto bersama di depan perpustakaan MAN cendekia Jambi saat Launching Penegrian Madrasah Seindonesia >>baca selengkapnya....

Sekilas Tentang MAN Cendekia Jambi


Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cendekia Jambi yang dibangun atas tanah seluas 5 Ha dengan luas bangunan/gedung 4.624,76 M2 terletak di Desa/Kelurahan Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Berdiri sejak tanggal 3 Desember 2004, dan pada 11 Maret 2009, diresmikan sebagai salah satu MAN negeri bersamaan dengan 174 unit sekolah madrasah se Indonmesia.
Launching penegerian madrasah di lingkungan Departemen Agama ini, ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Menteri Agama RI, H Maftuh Basyuni dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Meneg PAN) Taufiq Effendi, disaksikan Gubernur Jambi, H Zulkifli Nurdin serta Dirjen Pendidikan Islam Dep Agama, HM Ali MA, serta Bupati Muaro Jambi dan juga hadir Bupati Pariaman serta para Kakanwil Agama se-Indonesia, dipusatkan di halaman Sekolah Madrasah Aliyah Negeri Cendikia Jambi
Gedung Madrasah Aliyah Negeri Cendekia ini terdiri dari bangunan, gues house seluas 212,57 M2, kantin 644,00 M2, pos jaga 26,78 M2, asrama putra 367,40 M2, asrama putri 728,40 M2, masjid 763,51 M2, perpustakaan 125,05 M2, laboratorium 103,35 M2, ruang belajar (9 Kls) 793,25 M2, poliklinik 160,69 M2, ruang guru 122,72 M2, gedung serbaguna 446,82 M2, rumah dinas kepala sekolah 70,04 M2, rumah dinas Ka TU 60,18 M2.
Gedung sekolah Madrasah Aliyah Negeri Cendekia ini mulai dibangun tahun 2003 dan dioperasionalkan sejak 2007. Jumlah siswa 119 orang, yaitu, angkatan pertama 50 orang, yang terdiri dari putra 30 orang dan putri 29 orang, sedangkan angkatan kedua 60 orang, yakni putra 30 dan putrid 30 orang.
Sedangkan tenaga pengajar /guru sebanyak 24 orang, terdiri dari PNS Depag 11 orng, PNS Diknas du orang, tenaga honorer tetap 11 orang.
Gubernur Jambi, H Zulkifli Nurdin mengucapkan terima kasih atas dipilihnya Jambi sebagai tuan rumah dalam launching madrasah se-Indonesia yang dipusatkan di Madrasah Aliyah Negeri Cendikia Jambi ini.
Salah satu faktor penting dalam dan setral dalam pembangunan adalah SDM yang berkualitas dan professional, karena itu peranan pendidikan baik formal maupun nonformal dalam menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas sangat menentukan. Maka itu tidak berlebihan bila pemerintah menempatkan pembangunan sektor pendidikan sebagai prioritas dalam pembangunan.
Dikatakan Gubernur, sumber daya manusia tidak hanya menciptakan manusia yang memiliki kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi saja, akan tetapi juga pada peningkatan keimanan dan ketaqwaan yang bermuara pada tingginya kualitas moral. Oleh sebab itu Pemerintah Provinsi Jambi terus memfasilitasi pengembangan sarana dan prasarana pendidikan dan kelembagaan keagamaan, sarana ibadah. Apalagi pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang hasilnya baru dapat dirasakan pada masa yang akan datang.
Pendidikan sangat diperlukan dalam menghadapi globalisasi, maka itu Pemerintah Provinsi Jambi terus memfasilitasi pengembangan sarana dan prasarana pendidikan dan kelembagaan, keimanan, sarana ibadah, pertemuan antar umat beragama dan peningkatan pelayanan keagamaan, pelatihan dan pembinaan pondok pesantran serta dialog tokoh-tokoh agama dan kemasyarakata
Saat ini Madrasah Aliya Negeri Cendekia dipimpin oleh Drs H Muslim, MPd, mempunyai visi Terwujudnya insan yang memiliki keseimbangan spiritual, intelektual, dan moral serta berkomitmen tinggi terhadap kemaslahatan umat dengan dasar pengabdian kepada Allah SWT, sedangkan misi Penyelenggaraan proses pendidikan Islam yang berorientasi pada mutu, berdaya saing tinggi dan berbasis ada lilalamin sebagai kholofatullah filardi.
Yakni, mengembangkan pola belajar dengan berbasis pondok pesantren dengan manajemn professional yang Islami guna menciptakan suasana kehidupan Madrasah yang tertib, aman dan damai.
Meningkatkan citra positif madrasah yang berwawasan sains dan teknologi informasi serta budaya modern yang Islami.
Sedangkan target pencapaian: Diterimanya lulusan MAN Cendekia Jambi di perguruan tinggi yang berkualitas baik di dalam maupun diluar negeri. Diraihnya prestasi akademik yang baik oleh alumni MAN Cendekia Jambi selama belajar di luar negeri. Dan, terciptanya kehidupan religus di lingkungan kampus MAN Cendekia Jambi yang diperlihatkan dengan prilaku ikhlas, mandiri, ukhuwah dan bebas berkreasi.
>>baca selengkapnya....

budayakan gemar membaca

Seandanya semua orang ditanya “Apakah kita harus membaca ?” saya yakin hampir semua orang akan menjawab “harus” kecuali orang gila atau orang tidak waras, selanjutnya kalau pertanyaannya dirubah “Apakah kita harus rajin membaca ? “ maka jawabannya masing-masing orang berbeda tapi kalau semua jawaban disimpulkan semuanya menyampaikan bahwa membaca itu penting dan diperlukan selain itu dengan membaca kita pun mengetahui dapat menambah ilmu pengetahuan.
Secara pribadi, sejak SMP saya sangat tertarik dengan buku-buku novel, cerita-cerita fiksi dan non fiksi serta catatan perjalanan seseorang. Ada banyak sekali teman saya yang sama sekali tidak tertarik untuk membaca (kecuali komik tentunya). Mereka hanya membaca buku-buku diktat sekolah dan kuliah. Atau banyak juga yang membaca buku populer dan best seller saja. Menurut saya best seller bukan menjadi tolok ukur baiknya suatu buku untuk dibaca atau tidak. Sering saya melihat buku-buku best seller yang tidak lebih dari buku yang memanfaatkan kesempatan atau merupakan cara pemasaran dari penerbit-penerbit itu, tapi isinya, wew..jelek banget.
Nah, budaya membaca ini sudah digembar-gemborkan sejak jaman dulu. Ada banyak slogan “Buku adalah jendela dunia” dan slogan-slogan sejenis, tapi itu hanya menjadi slogan kosong saja. Gimana tidak? Gagalnya budaya membaca ini menurut saya bukan 100% kesalahan masyarakat, tapi juga bisa jadi kesalahan pemerintah dan penerbit . Menurut saya, harga buku di Indonesia itu teramat mahal, jujur, apalagi untuk kelas mahasiswa dan pelajar. Lihat saja, harga buku *bermutu* di Indonesia ini pasti lebih dari Rp. 30.000 (ini sudah jarang sekali ada yang harga segini). Berapa harga makan untuk mahasiswa “normal”? Tidak lebih dari 5000-6000 rupiah. Bayangkan, harga buku bisa lebih dari 5-6 kali harga makan. Wew..Selain itu, kenapa yah tidak diadakan sistem seperti di beberapa negara, yaitu apabila sudah selesai dibaca, anda bisa mengembalikan buku itu dengan harga tertentu. Misalnya, Anda beli sebuah buku, dengan harga US$7.00, anda akan mendapatkan uang kembali apabila buku itu sudah dikembalikan dengan US$2.00, tentunya dengan syarat bukunya harus masi baik dan tidak rusak serta pada jangka waktu tertentu. Menurut saya itu sangat menarik, jadi itung-itung kita beli buku dengan harga US$5.00 apabila buku itu kurang menarik atau kita merasa cukup dengan sekali baca.
Usulan untuk penerbit, mungkin sebaiknya anda membuat buku murah, misalnya dengan kualitas cetakan yang biasa saja (jangna jelek) dan kertas yang murah, seperti mungkin paper bag ato gimana gitu dan ga usah pake hardcover ato apalah itu. Untuk pembeli seperti ini mungkin bisa dibatasi, misalnya untuk dapat membeli buku seperti ini, harus menjadi member atau menunjukkan kartu mahasiswa gitu.
Kalo saya ngobrol sama temen, mereka selalu ngomong, daripada beli, kenapa tidak membudyakan perpustakaan ato gimana gitu. Yap, sepatu, sepakat dan setuju..Konotasi perpustakaan adalah mencari buku tua yang udah ga ada dimana-mana, selain itu tempatnya membosankan karena lembab dan berdebu.apalagi perpustakaan yang kurang terawat atau dibersihkan.
Mudah- mudahan sedikit tulisan ini bisa bermamfaat bagi pembaca, marilah kita budayakan budaya gemar membaca karena sesungguhnya membaca itu indah dan telah diperintahkan oleh ALLAH SWT sejak turunnya Alqur’an pertama kali, sebagaimana diisyaratkan dalam surat Al ‘Alaq ayat 1 ..”bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu”
Ada satu quote lagi yang menarik yang mendukung pendapat di atas “Buku adalah pintu menuju hal-hal baru, yang akan membelit tubuh dan jiwa kita begitu memasukinya. Buku juga jendela. Dari keempat sisinya kita bisa menjelajah negeri impian dan menjadikan kita berpikir cerdas, kritis serta membangun rasa percaya diri.”
Oleh karena itu jangan ragu lagi mulailah dari sekarang untuk mencoba dan membiasakan budaya gemar membaca.
>>baca selengkapnya....

Jumat, Mei 29, 2009

Sekilas Tentang Barcode

Barcode adalah suatu kode dalam bentuk sejumlah baris tegak. Dalam bahasa Indonesia sering disebut juga kode baris atau kode batang atau sandi lurik. Ada pula yang hanya menuliskan barkod. Dalam tulisan ini akan digunakan saja istilah barcode dengan cetak miring. Kode berbentuk baris tegak ini dapat dibaca dengan suatu alat baca tertentu (barcode reader) untuk kemudian hasilnya dapat disalurkan ke komputer untuk diolah selanjutnya. Barcode dapat dibuat dengan menggunakan alat cetak barcode khusus atau menggunakan alat cetak biasa (printer). Pencetakan barcode menggunakan alat cetak khusus memerlukan kertas khusus pula, yang hanya dibuat khusus untuk mencetak barcode. Sedangkan jika menggunakan alat cetak biasa (printer dotmatrix, deskjet atau laser) kertas yang digunakan dapat lebih beragam misalnya kertas HVS, kertas duplikator atau kertas label berlem yang biasa digunakan untuk membuat label buku di perpustakaan. Contoh tampilan barcode dapat dengan mudah ditemukan pada kemasan produk barang komersil, misalnya pada kemasan mie instan, sabun, rokok, halaman belakang buku terbitan luar negeri, kartu surat izin mengemudi (SIM) dan sebagainya. Barcode pada kemasan produk komersil ini digunakan sebagai identifikasi produk, misalnya identifikasi mengenai ukuran kemasan, cita-rasa, jenis dan sebagainya.

Manfaat Barcode untuk Bidang PUSDOKINFO

Dalam bidang PUSDOKINFO barcode antara lain dapat digunakan untuk mempercepat dan mempertepat proses transaksi sirkulasi dokumen. Barcode dapat dicetak pada kartu anggota perpustakaan. Kode ini akan menunjukkan kode khusus nomor identifikasi anggota untuk memudahkan input data pengguna jika pengguna akan melakukan transaksi peminjaman atau pengembalian buku. Barcode juga dicetak atau ditempelkan pada buku untuk memudahkan input data buku jika sebuah buku akan dipinjam atau dikembalikan oleh seorang pengguna. Penggunaan barcode terbukti sangat mempercepat dan mempertepat transaksi sirkulasi, karena tidak akan terjadi lagi kesalahan ketik nomor anggota atau nomor kode buku pada level proses transaksi. Kesalahan hanya mungkin timbul pada level input data awal kode pengguna atau kode buku pada bagian pemasukan data.
>>baca selengkapnya....

Membangun Masyarakat Cinta Perpustakaan

Upaya menumbuhkembangkan minat baca masyarakat bisa ditingkatkan dengan memberikan fasilitas pelayanan perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa perpustakaan.
Bangsa yang maju dapat diukur dari tingkat minat baca masyarakat serta seberapa aktif masyarakat membaca setiap hari. Perpustakaan sebagai penyedia layanan bacaan bagi masyarakat menjadi representasi utama untuk mengukur tingkat minat baca masyarakat, seberapa banyak perpustakaan yang tersedia di suatu negeri, bagaimana fasilitasnya, berapa rasio masyarakat yang menjadi anggota perpustakaan, serta berapa banyak rata-rata buku dipinjam setiap harinya.
Disamping menjadi representasi kemajuan suatu negeri, keberadaan perpustakaan juga diharapkan bisa menjadi agen utama dalam mendorong minat baca masyarakat serta menyediakan bacaan yang cukup dan berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah diperlukan berbagai upaya agar perpustakaan dapat meningkatkan fasilitas layanan serta melakukan berbagai agenda kegiatan untuk mendorong minat baca masyarakat.
Ada empat elemen penting yang menjadi obyek bidikan agenda besar peningkatan minat baca masyarakat, yaitu pemerintah, perpustakaan, pustakawan dan masyarakat. Pemerintah sebagai penentu kebijakan utama, perpustakaan sebagai fasilitasnya, pustakawan sebagai agen perubahan dan masyarakat sebagai obyeknya.
Sebagai apapun dan siapapun kita, mari semua kita berpartisipasi memajukan Indonesia dengan meningkatkan minat baca kita masing-masing dan minat baca masyarakat di sekitar kita. Mari kita ramaikan dan kita majukan perpustakaan perpustakaan di negeri tercinta Indonesia.
KEGIATAN
Dalam rangka Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Membaca Nasional, Teratama bersama beberapa lembaga dan tokoh perpustakaan menyelenggarakan “LOMBA TULIS ARTIKEL NASIONAL 2009” dengan tema pilihan:
* Model Perpustakaan Ideal 2010
* Profil Pustakawan Ideal 2010
* Masyarakat Perpustakaan Cerdas 2010
* Peran Pemerintah bagi Perpustakaan
WAKTU PELAKSANAAN
* Waktu pengumpulan naskah artikel: tanggal 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Oktober 2009.
* Waktu pengumuman hasil lomba: tanggal 17 November 2009.
* Penyerahan hadiah: tanggal 27 November 2009.
* Publikasi Artikel terpilih: tanggal 17 November 2009 sampai waktu yang tidak terbatas.
PERSYARATAN PENULISAN
* Naskah ditulis menggunakan Bahasa Indonesia yang baku dengan tatabahasa dan ejaan yang disempurnakan.
* Naskah belum pernah diterbitkan/dipublikasikan sebelumnya.
* Mencantumkan tema pilihan & judul artikel.
* Naskah diketik komputer dengan font arial atau time news roman, spasi baris 1,5 pt., ukuran kertas kwarto atau A4, Jumlah halaman minimal 3 dan maksimal 10.
* Naskah dikirim disertai lampiran identitas yang meliputi: Nama, Tanggal Lahir, Jenis Kelamin, Alamat, Pekerjaan, Asal Instansi, No.KTP/SIM dan melampirkan fotokopi atau scan image identitas.
* Naskah dapat dikirim dalam format softfile maupun printout.
* Naskah dikirimkan melalui:Email: panitialomba@teratama.com
* Pos surat: Hotel Borobudur Jl. Magelang Km.6,3 Jombor Yogyakarta 55284
* Langsung ke sekretariat panitia: Hotel Borobudur Jl. Magelang Km.6,3 Jombor Yogyakarta 55284 ( Kantor Teratama ).
* Kiriman Naskah yang telah sampai kepada panitia akan segera di posting/diumumkan di Internet.
* Panitia tidak bertanggungjawab terhadap pengiriman naskah yang tidak sampai ke tangan panitia.
* Peserta yang telah mengirimkan naskah lebih dari 7 hari dan tidak menemukan nama dirinya di pengumuman peserta dapat konfirmasi ke panitia melalui email panitialomba@teratama.com atau melalui telephone 081227444464, 085868112700.
SYARAT PESERTA
* Masyarakat umum
* Pelajar dan mahasiswa
* Pustakawan
KRITERIA PENILAIAN
1. Kreativitas
* Permasalahan
* Gagasan
* Tujuan
2. Kegunaan (kontribusi bagi perkembangan perpustakaan).
3. Penulisan
* Alur pikir dan pengorganisasian gagasan
* Ketajaman analisis
* Penggunaan bahasa ilmiah
HADIAH LOMBA
Juara I mendapat uang sejumlah Rp. 3.000.000,- *)
Juara II mendapat uang sejumlah Rp. 2.000.000,- *)
Juara III mendapat uang sejumlah Rp. 1.000.000,- *)
50 Besar mendapat berbagai hadiah kenangan dari Teratama dan sponsor

sertakan diri anda jika merasa cinta terhadap dunia perpustakaan.
>>baca selengkapnya....

Problem and Solution

Dalam mengelola dan memanage sistem layanan pustaka, terkadang kita di hadapkan pada berbagai macam masalah yang cukup rumit. sebagai pustakawan yang profesional kita harus mampu menangani persoalan tersebut.
Berikut ini beberapa problem yang sering terjadi, tak lupa kami sertakan solusi untuk mengatasi persoalan tersebut :
• Peminjam ingin meminjam sebuah buku, namun buku yang akan dipinjam tidak ada di dalam stok buku tersedia.
o solusi : Dilakukan pecatatan atas buku yang ingin dipinjam namun belum ada pada stok. Dan daftar ini dapat dijadikan bahan untuk referensi jika penambahan stok buku dilakukan.
• Ada peminjam yang akan meminjam buku yang sedang dipinjam oleh peminjam lainnya.
o solusi : Pencatatan peminjaman harus ke dalam database yang baik dan dapat dilakukan waiting list atau daftar tunggu untuk buku yang sedang dipinjam. Dan jika buku dikembalikan, dapat diberitahu kepada peminjam yang berikutnya.
• Buku yang sudah dikembalikan ada yang statusnya masih tercatat dipinjam.
o solusi : pencatatan daftar peminjaman dan pengembalian buku harus segera diupdate secara otomatis pada saat pengembalian terjadi.
• Buku dipinjam terlalu lama atau tidak pernah dikembalikan oleh peminjamnya.
o solusi : daftar peminjam dicatat secara baik beserta dengan data identitas lainnya. Jika akan meminjam, identitas diperiksa dan jika dalam waktu tertentu buku tidak dikembalikan, maka peminjam dapat dihubungi.
• Seorang peminjam ingin meminjam suatu buku, buku tersedia dan ada di perpustakaan, namun belum dimasukkan dalam catalog buku.
o solusi : system harus dibuat agar tidak dapat memasukkan buku yang belum tercatat dalam catalog.
• Buku ada di dalam catalog perpustakaan, tetapi tidak dapat ditemukan bukunya.
o solusi : setiap pencatatan untuk catalog harus diperiksa ulang ada atau tidaknya buku tersebut.
• Kondisi buku ketika akan dipinjam atau dikembalikan rusak, halaman tidak lengkap, atau lainnya.
o solusi : Jika buku rusak ketika akan dipinjam, maka harus diberi keterangan jelas pada saat pencatatan peminjaman bahwa buku dipinjam dalam keadaan rusak. Dan kemudian pada saat pengembalian harus dilakukan pengecekan ulang terhadap kondisi buku.
• Peminjam ingin meminjam suatu buku, namun tidak dapat datang langsung ke perpustakaan.
o solusi : Disediakan jasa untuk pinjam-antar secara online baik melalui telephone atau website khusus dengan biaya tambahan untuk pengantaran.
• Seorang peminjam yang sudah terdaftar lama sebagai anggota, pada suatu waktu ingin meminjam banyak buku sekaligus, melebihi batasan yang ditentukan.
o solusi : Karena ada batas pinjam untuk mengurangi demand yang banyak maka jika ingin meminjam melebihi batas kuota peminjaman dikenakan biaya tambahan yang cukup besar agar peminjam dapat memikir dua kali untuk meminjam melebihi batas peminjaman.
• Seorang peminjam ingin mencari sebuah buku. Namun peminjam tidak tahu pasti judul buku yang ingin dipinjamnya, hanya mengetahui topik dan isi yang diinginkan dari buku.
o solusi : Buku harus dikelompokkan secara jelas dengan pencarian catalog yang mudah. Sehingga untuk peminjam yang seperti ini, dapat diberikan pilihan atau opsi yang jelas dari daftar buku yang tersedia dan mungkin sesuai dengan yang diinginkannya.
• Petugas tidak mengerti system. Petugas perpustakaan yang masih baru tidak dapat melayani peminjam buku dengan baik sebab system belum dipahami dengan baik.
o solusi : untuk petugas baru, harus diberikan pelatihan terlebih dahulu untuk pengenalan terhadap system atau dapat juga dilakukan pekerjaan percobaan dimana petugas baru diwajibkan untuk bekerja ditemani petugas yang lebih senior.
• Untuk anggota perpustakaan yang ingin membaca buku ditempat, terkadang hanya membaca saja, dan tidak mengembalikan buku ke posisi yang benar, sesuai catalog dan penempatannya.
o solusi : Diperlukan adanya petugas yang mengawasi dalam peletakan buku kembali dan apabila diperlukan, peletakan buku kembali pada tempatnya harus dilakukan oleh petugas tersendiri.
• Jika pada suatu waktu beberapa peminjam ingin meminjam buku secara bersamaan, waktu pelayanan menjadi lama, sebab data harus diinputkan satu persatu.
o solusi : Diperlukan adanya pelayanan secara bersamaan. Pencatatan peminjaman dilakukan secara otomatis oleh beberapa petugas sekaligus. Setiap petugas dapat mengakses data peminjaman yang sama pada saat yang bersamaan, sehingga proses pencatatan dapat dipercepat.
semoga bermamfaat dan membantu anda..
>>baca selengkapnya....

Rabu, Mei 27, 2009

perpustakaan MAN Cendekia Jambi

Sekilas profil perpustakaan

[perpustakaan mini dengan segudang manfaat. Berdiri di atas lahan seluas 125,05 m2 yang didesain khusus untuk mempermudah layanan teknis maupun sirkulasi koleksi perpustakaan. Lebih dari 10.000 eksemplar buku pelajaran dari berbagai penerbit sehingga memperkaya khasanah pengetahuan siswa dan guru.

Berbagai koleksi buku juga menghiasi setiap sudut ruangan. Di dalamnya juga terdapat layanan pencarian informasi secara online, download dan upload informasi melalui internet yang dapat diakses selama jam layanan perpustakaan ]

VISI : MENYEDIAKAN SUMBER PENGETAHUAN YANG KOMPETEN DAN BERKUALITAS BAGI SISWA DAN GURU GUNA MEMPERCEPAT PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN MADRASAH KHUSUSNYA DI MAN CENDEKIA JAMBI

MISI : MELAKUKAN PENGOLAHAN, PELAYANAN, PENYEBARAN DAN PERAWATAN SUMBER INFORMASI DAN PENGETAHUAN YANG BERKUALITAS BAGI SISWA DAN GURU DI MADRASAH MELALUI PENINGKATAN MUTU PERPUSTAKAAN, MENINGKATKAN KERJSAMA DENGAN PIHAK TERKAIT DEMI MENUMBUHKEMBANGKAN MINAT DAN BUDAYA GEMAR MEMBACA

JAM LAYANAN : Senin – Jum’at pukul 07.00 – 16.00 WIB

Sabtu pukul 07.00 – 13.00 WIB

>>baca selengkapnya....

Senin, Mei 25, 2009

ilmu perpustakaan

Ilmu perpustakaan (Inggris: library science) adalah bidang interdisipliner yang menggabungkan ilmu sosial, ilmu hukum, dan ilmu terapan untuk mempelajari topik yang berkaitan dengan perpustakaan. Ilmu perpustakaan ini mempelajari mengenai cara pengumpulan, pengorganisasian, pengawetan, dan penyebarluasan sumber informasi yang ada di suatu perpustakaan, serta berkaitan dengan nilai ekonomi dan politis dari informasi pada umumnya.

Pada mulanya ilmu perpustakaan lebih membahas mengenai ilmu pengarsipan. Hal ini berkaitan dengan cara penataan sumber informasi dengan sistem klasifikasi perpustakaan dan teknologi untuk mendukung maksud ini. Topik ini juga berkaitan dengan bagaimana pengguna jasa informasi ini mengakses, menelusuri, dan memanfaatkan informasi. Dan satu aspek lagi yang tidak kalah penting adalah etika dalam penataan dan pelayanan informasi, serta status legal dari suatu perpustakaan sebagai sumber informasi.

Secara akademis, mata kuliah dalam ilmu perpustakaan biasanya meliputi: manajemen koleksi, sistem informasi dan teknologi, kataloging, klasifikasi, cara pengawetan, referensi, statistika dan manajemen. Ilmu perpustakaan juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi komputer, oleh karena itu topik tentang sistem informasi manajemen, manajemen basis data, arsitektur informasi, dan manajemen pengetahuan juga menjadi bagian mata kuliah penting dalam pembahasan ilmu perpustakaan menuju suatu perpustakaan digital.


>>baca selengkapnya....

Adobe Photoshop CS Portable


Lagi-lagi portable. Silahkan didownload langsung.
http://rapidshare.de/files/20678793/PhotoshopCSPort.rar


Sumber dari situs Ilmu Website dalam kategori photoshop dengan judul AdobePhotoshop CS Portable >>baca selengkapnya....

Rabu, Mei 20, 2009

Peran dan Fungsi Perpustakaan

Perpustakaan bertujuan memberi bantuan bahan pustaka yang diperlukan oleh para pemakai. Tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
(1) agar timbul kecintaan terhadap membaca, memupuk kesadaran membaca dan menanamkan kebiasaan membaca,
(2) membimbing dan mempercepat penguasaan teknik membaca,
(3) memperluas dan memperdalam pengalaman belajar,
(4) membantu perkembangan percapakan bahasa dan daya pikir murid,
(5) dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara baik,
(6) memberikan dasar-dasar kemampuan penelusuran informasi, dan
(7) memberikan dasar-dasar kemampuan ke arah studi sendiri.

Selain itu, tujuan perpustakaan sekolah juga untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar di sekolah yang bersangkutan. perpustakaan sekolah memiliki peran penting dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Dengan demikian perpustakaan sekolah merupakan suatu unit kerja dari sebuah lembaga persekolahan yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka penunjang proses pendidikan yang diatur secara sistematis. tujuannya adalah untuk digunakan secara berkesinambungan sebagai sumber informasi untuk mengembangkan dan memperdalam pengetahuan baik oleh guru, siswa maupun warga sekolah.Keberadaan perpustakaan sekolah juga memiliki manfaat. Secara rinci manfaat perpustakaan sekolah, baik yang diselenggarakan di tingkat sekolah dasar, menengah, maupun perguruan tinggi sebagaimana dikemukakan oleh Bafadal, adalah sebagai berikut.
1. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca.
2. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid.
3. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan membaca.
4. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat penguasaan teknik membaca.
5. Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggung jawab.
6. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
7. Perpustakan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran.
8. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Jika dikaitkan dengan segi pelayanan, perpustakaan tidak hanya terbatas di ruangan atau gedung saja, tetapi juga pelayanan sampai pada tingkat kelas. Secara umum tujuan perpustakaan sebagai fungsi pelayanan adalah sebagai berikut:
1. Memupuk kegemaran dan kebiasaan membaca.
2. Membantu mengembangkan ketrampilan berbahasa baik bahasa sendri maupun bahasa lainnya.
3. Membantu anak didik mengembangkan minat, bakat, serta kegemaran
4. Membantu anak didik agar dapat menggunaan dan memanfaatkan bahan-bahan pustaka secara baik.
5. Membimbing anak didik untuk belajar bagaimana menggunakan dan memanfaatkan perpustakaan secara efektif dan efisien terutama dalam menelusuri bahan pustaka yang diinginkan.Sedangkan menurut Andoyo, tujuan perpustakaan sekolah adalah membantu meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta nilai dan sikap hidup siswa dan guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Sumpeno, menyatakan bahwa fungsi perpustakaan adalah sebagai berikut:
(1) fungsi informasi,
(2) fungsi pendidikan,
(3) fungsi administrasi,
(4) fungsi rekreatif,
(5) fungsi sosial, dan
(6) fungsi riset.
Perpustakaan sekolah menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya agar siswa dapat:
1. Mengambil berbagai ide dari buku yang ditulis oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu.
2. Menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi dalam berbagai bidang serta mempunyai kesempatan untuk dapat memilih informasi yang layak yang sesuai dengan kebutuhannya.
3. Memperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi yang tersedia di peprustakaan dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Memperoleh informasi yang tersedia di perpustakaan untuk memmecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Pendapat serupa juga dikemukan oleh Darmono, bahwa perpustakaan sekolah sangat diperlukan keberadaannya dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Perpustakaan merupakan sumber belajar.
2. Merupakan salah satu komponen sistem instruksional.
3. Sumber untuk penunjang peningkatan kualitas dan pembelajaran
4. Sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan peserta didik dapat mempertajam dan memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berpikir dan berkomunikasi.
Dalam kaitannya dengan sumber belajar, maka perpustakaan merupakan salah satu dari beberapa sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah. Secara organisatoris persekolahan, perpustakaan cenderung berada di bawah koordinasi pusat suber belajar (PSB) yang dikoordinatori oleh koordinator PSB. Namun demikian, ada juga perpustakaan sekolah yang secara langsung berada di bawah kepala sekolah sebagai badan otonom dan bertanggungjawab langsung kepada kepala sekolah.Model yang kedua di atas, umumnya dikembangkan oleh sekolah yang mengerti dan sadar betul akan pentingnya peran dan fungsi perpustakaan. Mengingat, dengan berada dibawah komando langsung pemegang kebijakan di tingkat satuan pendidikan sehingga secara operasional manajemen lebih baik, penambahan koleksi, dan pengembangan perpustakaan jauh lebih terarah daripada berada di bawah koordinasi Pusat Sumber Belajar (PSB). Namun demikian, kedua model di atas tidak terjadi perbedaan yang menyolok, baik dari segi aktifitas maupun pengembangannya, dengan catatan bahwa perpustakaan harus dikelola secara proporsional dan sistem manajerial yang handal.
>>baca selengkapnya....

Profesionalisme Pustakawan

I.PENDAHULUAN
Dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat membawa dunia memasuki gelombang peradaban baru yang disebut sebagai era informasi. Era baru ini ditandai dengan ledakan informasi (information explosion) serta mendorong lahir dan berkembangnya teknologi informasi (information technology). Informasi baru muncul dalam hitungan tiap detik, mampu menembus batas-batas geografis dengan kecepatan yang luar biasa karena dikemas dan dikelola sedemikian canggihnya. Akibatnya, manusia tidak lagi memiliki kesulitan untuk mengakses bermacam-macam informasi baru. Perubahan era ini memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap institusi perpustakaan. Tingginya kebutuhan masyarakat akan informasi, ketersediaan informasi yang sangat beraneka ragam, gelombang informasi baru yang sangat cepat, serta teknologi informasi yang semakin canggih, mendorong perpustakaan untuk mampu menerapkan teknologi dan manajemen informasi yang handal. Pada era informasi sekarang ini tentunya masyarakat tidak lagi mau mendapatkan pelayanan perpustakaan yang lambat, tidak aktual, berbasis manual, tidak sesuai dengan kebutuhan serta berbagai keterbatasan lainnya. Jika suatu perpustakaan tidak dapat memenuhi tuntutan masyarakat tersebut, bukan tidak mungkin perpustakaan akan segera ditinggalkan oleh masyarakatnya. Selama ini setiap kali pembahasan mengenai peningkatan kualiatas perpustakaan selalu saja yang menjadi kambing hitam adalah masalah minimnya alokasi anggaran yang mengalir ke perpustakaan. Kita masih saja beranggapan bahwa faktor dana merupakan penentu utama terwujudnya perpustakaan yang berkualitas. Sementara faktor human capital seringkali ditempatkan pada posisi ke sekian kali. Padahal sesungguhnya jika dikaji secara lebih mendalam faktor human capital inilah yang harus lebih diperhatikan, karena human capital secara langsung maupun tidak langsung dapat memperngaruhi efektivitas dan efisiensi sumber daya lain yang dimiliki perpustakaan. Sebesar apapun dana yang dialirkan ke perpustakaan tidak akan menghasilkan manfaat apa-apa jika human capital yang ada di perpustakaan tersebut tidak mampu mengelolanya dengan baik. Dengan demikian peningkatan human capital, salah satunya adalah pustakawan, harus merupakan prioritas utama di dalam peningkatan kualitas perpustakaan. Perpustakaan akan maju jika pustakawan-pustakawan yang bekerja adalah pustakawan yang memiliki tingkat profesionalisme yang tinggi. Disamping alasan tersebut di atas, pentingnya profesionalisme bagi pustakawan juga harus dipandang dari perlunya upaya pustakawan untuk mempertahankan eksistensi di tengah-tengah kompetisi profesi. Para pustakawan harus menyadari adanya ancaman deprofesionalisasi, seperti pandangan Wilensky yang menyatakan : ”that all occupations are placed on a continuum of professionalization. Some progressing, others remaining statistic and yet anothers moving backward. This seems an eminently commonsensial and observable model carrying within it the central concept of movement along the spectrum, whilst responding or failing to respon to societal and occupational changes”. ( Mike Freeman dalam Subhas C. Biswas, 1995 : 451) [bahwa semua jenis pekerjaan ditempatkan pada kontinum profesionalisasi. Beberapa dari pekerjaan-pekerjaan tersebut berkembang, yang lainnya statis dan yang lain lagi bergerak mundur ke belakang. Ini merupakan model yang nyata-nyata masuk akal dan dapat diobservasi yang di dalamnya membawa konsep pergerakan sepanjang spektrum, apakah mampu atau gagal merespon perubahan sosial maupun perubahan di dalam pekerjaan tersebut.]Pernyataan Wilensky tersebut memberikan gambaran yang jelas bahwa suatu profesi dapat mengalami kemunduran atau lenyap, karena kegagalan orang-orang yang menjalankan profesi tersebut untuk merespon perubahan-perubahan sosial di masyarakat, serta perubahan-perubahan pekerjaan sebagai akibat perubahan sosial tersebut. Saat ini pustakawan di Indonesia nyata-nyata berhadapan dengan perubahan sosial di masyarakat yang berpengaruh terhadap pekerjaan pustakawan sehari-hari. Contoh sederhana dapat dilihat pada kegiatan sirkulasi pelayanan perpustakaan. Jika pada masa lalu sirkulasi dapat dikerjakan pustakawan dengan pencatatan secara manual, namun pada masa sekarang pustakawan dituntut menjalankan sirkulasi dengan komputer, sehingga pekerjaan pustakawan harus berubah dari sekedar mencatat menjadi pemprograman, entry data, dan sebagainya. Contoh tersebut hanya merupakan perubahan kecil yang terjadi pada tugas sehari-hari. Hal ini belum lagi jika pustakawan berhadapan dengan trend baru di dalam dunia kepustakawanan modern, yaitu dengan munculnya digital library (baca: perpustakaan digital) atau konsep library without wall (baca: perpustakaan tanpa gedung). Akan sulit dibayangkan apa yang dapat dilakukan oleh para pustakawan jika mereka masih berorientasi pada manajemen perpustakaan paradigma lama yang berbasis manual. Akankah masih ada tempat bagi pustakawan untuk menjalankan kiprahnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat informasi di masa mendatang? Masihkah akan ada profesi pustakawan jika di masa depan perpustakaan tidak lagi berisi koleksi buku-buku atau bahan pustaka tercetak lainnya? Jika pustakawan berharap masih dapat tetap eksis di masa-masa mendatang maka sedini mungkin pustakawan harus mengambil langkah untuk menghadapi tantangan dan ancaman terhadap eksistensi mereka di dalam pengelolaan informasi.
II.PROFESIONALISME PUSTAKAWAN
Ada beberapa ahli yang memberikan penjelasan terhadap terminologi profesionalisme. Dictionary of the Social Science mendefinisikan profesionaisme sebagai the method, manner of a profession. Sementara Siagian mendefinisikan profesionalisme sebagai kehandalan dalam melaksanakan tugas sehingga terlaksana dengan mutu tinggi, waktu yang tepat, cermat dan dengan prosedur yang tertentu (2000:163). Ahli yang lain, Tjokrowinoto, mendefinisikan profesionalisme sebagai kemampuan untuk merencanakan, mengkoordinasikan, dan melaksanakan fungsinya secara efisien, motivatif, lentur dan mempunyai etos kerja yang tinggi (1996 : 191). Sedangkan, Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan profesionalisme sebagai mutu, kualitas dan tindak-tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.Dari definisi-definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme melekat erat dengan orang-orang yang menjalankan profesi sehingga mereka mampu bekerja dengan baik sesuai standard an prosedur yang berlaku pada profesi tersebut. Berkaitan dengan profesi pustakawan, ada beberapa ahli yang memberikan gambaran bagaimana sosok seorang pustakawan yang profesional. Robert dan Konn berpendapat bahwa pustakawan dapat dikatakan profesional apabila memiliki 3 (tiga) aspek keahlian, yaitu :
1.Keahlian Manajerial, yaitu keahlian yang berkaitan dengan aplikasi manajemen dalam konteks perpustakaan. Pada aspek manajerial ini pustakawan dituntut untuk mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip manajemen di perpustakaan. Misalnya pustakawan harus mampu merumuskan sistem manajemen yang baik bagi perpustakaan, dimulai dari sistem administrasi, sistem sirkulasi pelayanan, promosi untuk kegiatan pemasaran perpustakaan, dan sebagainya.
2.Keahlian Teknis, yaitu keahlian yang berkaitan dengan kemampuan pustakawan untuk menerapkan aturan dan standar yang berlaku pada profesi pustakawan yang didasarkan pada body of knowledge, yaitu ilmu perpustakaan. Misalnya, pada ilmu perpustakaan dikenal adanya teknik klasifikasi dan katalogisasi bahan pustaka maka para pustakawan dituntut untuk mampu menerapkan aturan-aturan yang berlaku pada teknik klasifikasi bahan pustaka tersebut di perpustakaan.
3.Keahlian Kontekstual, yaitu keahlian yang berkaitan dengan kemampuan pustakawan untuk melakukan penyesuaian dengan atmosfir lingkungannya. Ini berarti bahwa pustakawan harus mampu merespon perubahan-perubahan sosial yang terjadi di masyarakat.
Sementara itu, Corral dan Brewerton memberikan ukuran lain tentang profesionalisme pustakawan di abad 21 (1999: 272). Keduanya berpendapat bahwa indikator yang dapat dipergunakan untuk melihat profesionalisme seorang pustakawan adalah keahliannya untuk menjalankan berbagai peran di dalam organisasi diantaranya sebagai:
1.Business professional – yaitu bahwa pustakawan harus benar-benar mengetahui core organisasinya dan sektor dimana dia menjalankan tugas. Ini berarti seorang pustakawan harus benar-benar mengetahui tujuan pokok, fungsi, visi dan misi organisasi dimana dia bekerja serta benar-benar mengetahui di sektor pelayanan publik mana dia harus berkiprah.
2.Technology manager – bahwa pustakawan harus familiar dengan teknologi informasi dan mampu menjadi confident users dari perangkat-perangkat yang yang dipergunakan dalam teknologi informasi di perpustakaan.
3.Content organizer – pustakawan harus cakap dalam menyeleksi, mengklasifikasi, menstruktur, dan mensintesa data, informasi dan pengetahuan. Pustakawan harus mampu mengelola dan mendayagunakan bahan pustaka.
4.Communicator – pustakawan harus dapat berkomunikasi secara efektif dengan library’s users (baca: penggunan jasa perpustakaan), dapat menangkap dan mengartikulasi informasi, ide, maupun gagasan baik secara verbal maupun gramatikal.
5.Change agent – pustakawan harus mampu membuat kontribusi yang substansial dalam pengembangan organisasinya, mampu menjadi fasilitator, negosiator dan manajer.
6.Entrepreneur – pustakawan harus inovatif dalam meraih kesempatan dalam mempergunakan ilmu pengetahuan dan informasi untuk memberikan manfaat pada organisasinya.
III.STRATEGI PUSTAKAWAN UNTUK MEWUJUDKAN PROFESIONALISME PUSTAKAWAN
Untuk mencapai profesionalisme yang tinggi para pustakawan tidak dapat hanya berpangku tangan serta menunggu uluran tangan pemerintah atau pimpinan organisasi dimana mereka bekerja. Pustakawan harus segera bangkit untuk menunjukkan kiprahnya di masyarakat. Pustakawan harus mau membangun diri dan menjalankan profesi dengan sebaik-baiknya sehingga mereka mampu membawa profesi pustakawan berdiri sejajar dengan profesi-profesi yang lain, seperti dokter, pengacara, peneliti, dosen, dan sebagainya.Untuk mencapai tingkat profesionalisme yang tinggi para pustakawan perlua menetapkan langkah-langkah strategis yang baik dan dapat membawa pustakawan pada perubahan menuju perbaikan dan bermuara pada tercapainya profesionalisme pustakawan. Beberapa langkah strategis yang perlu segera dilakukan oleh pustakawan tersebut adalah :
1.Melakukan Perubahan Mindset (Mindset Changing) Langkah strategi ini merupakan langkah awal bagi pustakawan di dalam upaya membangun diri mereka, karena hanya dengan merubah mindset inilah pustakawan dapat melakukan perubahan secara terencana (planned change) sehingga perubahan tersebut dapat berjalan dengan terarah, teratur dan dapat menuju tujuan yang tepat sesuai yang diharapkan. Di dalam perubahan mindset ini pustakawan harus merubah cara pandang mereka terhadap perpustakaan dan tugas-tugas kepustakawanan. Jordan Scepansky (seorang pustakawan dari Amerika) menyatakan bahwa pustakawan harus segera memikirkan dan mendefinisikan kembali (rethinking and redefining) pengertian perpustakaan dan pustakawan dari definisi lama yang konvensional serta dapat menjebak mereka sehingga tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan jaman (2006). Selama ini banyak pustakawan yang memberikan pemahaman yang sangat sempit terhadap perpustakaan, dimana menurut mereka perpustakaan hanya merupakan tempat meminjamkan buku kepada masyarakat. Pemahaman sempit ini mengakibatkan pustakawan hanya terlena dengan tugas-tugas rutin seputar mengklasifikasi dan mengkatalog bahan pustaka, men-shelving dan menjaga bahan pustaka, tanpa menyadari bahwa masih banyak hal yang semestinya harus dilakukan pustakawan di tengah-tengah masyarakat yang berkembang secara dinamis ini. Disamping itu, pemahaman sempit itu juga menyebabkan rendahnya motivasi para pustakawan untuk meningkatkan ketrampilan dan keahlian mereka yang disebabkan ketiadaan tantangan di dalam bekerjaJika kondisi ini terus-menerus dibiarkan, pustakawan tidak akan beranjak dari citra mereka sebagai penjaga buku (book keeper) di tengah-tengah masyarakat informasi, akibatnya pustakawan akan terus-menerus diremehkan oleh masyarakat dan bahkan ditinggalkan oleh masyarakat. Jika sudah begitu, bukan tidak mungkin pada suatu ketika nanti profesi pustakawan akan lenyap dan fungsi perpustakaan telah diambil alih oleh lembaga-lembaga lain yang lebih mampu memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat.Tentunya hal tersebut tidak boleh terjadi. Pustakawan harus mulai merubah paradigma mereka terhadap tugas pustakawan dari sekedar penjaga buku (book keeper) ke arah penyedia informasi (information provider). Pustakawan harus merubah cara pandang mareka terhadap fungsi perpustakaan dari sekedar tempat peminjaman buku ke arah penyedia dan pengelola informasi. Perubahan mindset ini akan menumbuhkan dan mendorong motivasi pustakawan untuk meningkatkan kemampuan mereka di dalam mengelola dan menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat.
2.Membekali diri dengan Pengetahuan dan Kemampuan untuk Mengaplikasikan Teknologi Informasi. Tentunya akan terasa sangat ironis jika suatu lembaga yang memberikan pelayanan informasi di era informasi masih mengandalkan pekerjaan pada kegiatan catat-mencatat. Oleh sebab itu pada era yang canggih seperti sekarang ini para pustakawan mutlak harus mampu menerapkan teknologi informasi di perpustakaan. Untuk mewujudkan hal ini maka para pustakawan tidak boleh menjadi orang yang gagap teknologi. Pustakawan harus membekali diri mereka dengan teknologi informasi, khususnya internet. Selanjutnya, lembaga perpustakaan dimana pustakawan bekerja harus memberikan dukungan dengan mengirimkan para pustakawan untuk mengikuti diklat-diklat, workshop-workshop tentang teknologi informasi.
3.Membangun Kreativitas dan Inovasi. Langkah strategis ini menghendaki pustakawan untuk senantiasa menggali potensi dan kreativitas yang dimiliki serta tidak mudah puas dengan apa yang telah mereka kerjakan dan hasilkan. Pustakawan tidak boleh terjebak dengan tugas-tugas rutin yang konvensional, seperti mengkatalog, mengklasifikasi, men-shelving bahan pustaka, duduk menjaga pengunjung, tugas-tugas sirkulasi, dan sebagainya, tanpa mau melakukan terobosan-terobosan baru. Pada era yang sangat kompetitif ini pustakawan harus kreatif dan inovatif di dalam mengelola dan melayankan informasi kepada masyarakat. Berkaitan dengan kreativitas dan inovasi pustakawan, KEPMENPAN 132 Tahun 2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya memberikan peluang yang cukup besar bagi pustakawan di dalam menumbuhkan kreativitas dan inivasi mereka. Ini dibuktikan dengan tingginya angka kredit yang diberikan untuk kegiatan-kegiatan yang tercakup di dalam pengembangan profesi, jika dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan yang tercakup di dalam pengolahan dan pendayagunaan bahan pustaka dan informasi. Sayangnya, saat ini masih sedikit pustakawan yang memanfaatkan peluang tersebut.Di dalam menumbuhkan kreativitas dan inovasi, banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh seorang pustakawan, diantaranya :
•Membuat kajian terhadap karya-karya serta bidang kepustakawan
•Membuat tulisan-tulisan, baik berupa resensi buku, artikel, karya ilmiah
•Melakukan penelitian-penelitian, misalnya survey minat baca, kajian kebutuhan pengguna, dan sebagainya.
4.Melakukan Proses Pembelajaran (Learning Process). Langkah strategis ini menghendaki pustakawan untuk tidak berdiam diri dan mengalami stagnasi, melainkan selalu berkembang secara dinamis. Untuk itu pustakawan harus membekali diri mereka dengan ilmu pengetahun, ketrampilan dan keahlian baru. Dengan kata lain, mereka harus senantiasa melakukan proses pembelajaran dan tidak menutup diri dengan informasi-informasi baru.Proses pembelajaran dapat dilakukan pustakawan dengan beberapa kegiatan :
a.Aktivitas-aktivitas pengembangan diri seperti menghadiri seminar, mengikuti kursus dan pelatihan, membaca, menulis, mengedit literature bagi para profesional
b.Mengikuti pendidikan dan pelatihan di bidang kepustakawanan,
c.Mengikuti pendidikan formal, seperti kuliah untuk mencapai gelar S-1 bidang Perpustakaan atau master Ilmu Perpustakaan,
d.Aktif membaca buku-buku kepustakawanan, karya ilmiah hasil penelitian di bidang kepustakawanan, jurnal-jurnal, artikel-artikel di bidang kepustakawanan, dan sebagainya.
5.Membangun Kerjasama yang Baik Sesama Pustakawan. Profesionalisme pustakawan akan terwujud secara lebih cepat jika para pustakawan dapat menyatukan langkah, menyamakan persepsi, membangun visi yang sama sehingga mereka dapat menggalang kekuatan yang besar untuk sampai pada tujuan yang satu yaitu terwujudnya pustakawan Indonesia yang professional. Manfaat yang nyata dengan terbangunnya kerjasama sesama pustakawan ini diantaranya adalah : para pustakawan akan dapat melakukan tindakan-tindakan dan aktivitas- aktivitas yang bermanfaat sekaligus membuktikan kiprah mereka kepada masyarakat. Disamping itu para pustakawan dapat memperjuangkan diri dan kesejahteraan mereka, sehingga profesi pustakawan dapat disejajarkan dengan profesi-profesi lainnya.Dalam rangka membangun kerjasama atau cooperation diantara para pustakawan maka yang harus segera dilakukan oleh para pustakawan adalah :
a.Mengaktifkan forum-forum dialog dan diskusi bagi pustakawan, yang merupakan media untuk saling bertukar informasi dan pemikiran tentang perkembangan dunia kepustakawanan,
b.Menjadikan Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) tidak saja sebagai forum untuk menyelenggarakan seminar, diskusi, rapat kerja, namun juga sebagai forum untuk menggali potensi pustakawan, forum pembelajaran bagi pustakawan, sekaligus forum untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang nyata-nyata bermanfaat bagi pengembangan kepustakawanan di Indonesia.
IV.PENUTUP
Mengingat beratnya tantangan yang dihadapi pustakawan di dalam mengembangkan kepustakawan pada era informasi ini, profesionalisme merupakan satu keniscayaan yang segera harus diwujudkan para pustakawan sehingga mereka dapat memperbaiki citra diri serta memperjuangkan agar profesi ini dapat disejajarkan dengan profesi lain yang telah mapan. Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa agenda penting yang menunggu harus segera dilakukan oleh para pustakawan.Di tengah-tengah perubahan masyarakat yang sangat dinamis ini hanya ada dua pilihan bagi pustakawan, mereka bekerja keras mewujudkan profesionalisme pustakawan sehingga mereka tetap survive di tengah-tengah perubahan. Atau mereka terus terlena, berdiam diri, jalan di tempat, dan pada akhirnya digilas oleh lajunya arus perubahan. Jalan mana yang akan dipilih ? Para pustakawan sendirilah penentunya !!!!
semoga bermanfaat,,,,,,,,,,....
>>baca selengkapnya....