Selasa, Mei 19, 2009

mengenal PERPUSTAKAAN DIGITAL

Perpustakaan Digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan obyek informasi yang mendukung akses obyek informasi tesebut melalui perangkat digital.
Layanan ini diharapkan dapat mempermudah pencarian informasi di dalam koleksi obyek informasi seperti dokumen, gambar dan database dalam format digital dengan cepat, tepat, dan akurat.Menurut Widayawan, beberapa istilah yang digunakan untuk mengungkapkan konsep perpustakaan digital seperti perpustakan elektronik, perpustakaan maya, perpustakaan hyper, dan perpustakaan tanpa dinding. Pada dasarnya, perpustakaan digital itu sama saja dengan perpustakaan biasa, hanya saja memakai prosedur kerja berbasis komputer dan sumber informasinya digital.Jaringan informasi semacam internet memberikan kesempatan luas untuk mengakses lembaga yang menyediakan informasi. Jaringan ini berfungsi sebagai perpustakaan yang dinamakan perpustakaan tanpa dinding.Perpustakaan digital itu tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan sumber-sumber lain dan pelayanan informasinya terbuka bagi pengguna di seluruh dunia. Koleksi perpustakaan digital tidaklah terbatas pada dokumen elektronik pengganti bentuk cetak saja, ruang lingkup koleksinya malah sampai pada artefak digital yang tidak bisa digantikan dalam bentuk tercetak. Koleksi menekankan pada isi informasi, jenisnya dari dokumen tradisional sampai hasil penelusuran. Perpustakaan ini melayani mesin, manajer informasi, dan pemakai informasi. Semuanya ini demi mendukung manajemen koleksi, menyimpan, pelayanan bantuan penelusuran informasi.Gagasan perpustakaan digital ini diikuti Kantor Kementerian Riset dan Teknologi dengan program Perpustakaan Digital yang diarahkan memberi kemudahan akses dokumentasi data ilmiah dan teknologi dalam bentuk digital secara terpadu dan lebih dinamis. Upaya ini dilaksanakan untuk mendokumentasikan berbagai produk intelektual seperti tesis, disertasi, laporan penelitian, dan juga publikasi kebijakan. Kelompok sasaran program ini adalah unit dokumentasi dan informasi skala kecil yang ada di kalangan institusi pemerintah, dan juga difokuskan pada lembaga pemerintah dan swasta yang mempunyai informasi spesifik seperti kebun raya, kebun binatang, dan museum.Sayangnya, pertumbuhan perpustakaan digital masih dilakukan dengan trial and error, sehingga timbul kesan pemborosan dan kesia-siaan. Keadaan seperti ini sebenarnya bisa dikurangi sehingga menekan biaya dan waktu yang tidak perlu, antara lain dengan survei dan studi banding yang kuat. Kajian yang jeli pada ketersambungan dan aksesibilitas yang erat kaitannya dengan infrastruktur informasi akan menghindarkan kita dari kerugian karena investasi besar sia-sia.Lahirnya perpustakaan digital di Indonesia ini disambut baik para pengelola informasi atau pustakawan. Kebanyakan pustakawan terbuka terhadap perubahan teknologi, tetapi juga masih mengingat fungsi tradisional mereka, yaitu membantu orang untuk mencari informasi, baik dalam bentuk digital atau tercetak.Sosialisasi program perpustakaan digital terhadap para anggota jaringan dan para pengguna itu penting. Dalam hal ini, perlu peningkatan kesadaran akan fungsi utama mereka, yaitu memberikan kemudahan akses pengguna terhadap informasi. Untuk mempermudah akses, pustakawan perlu mendorong pengguna perpustakaan digital untuk melek informasi (information literate). Pengguna perpustakaan yang seperti ini adalah mereka yang sadar kapan memerlukan informasi dan mampu menemukan informasi, mengevaluasinya, dan menggunakan informasi yang dibutuhkannya itu secara efektif dan beretikaDigitasi PerpustakaanPada tahap pembangunan dan pemberdayaan perpustakaan, perhatian diarahkan pada penyelesaian bangunan fisik, penyediaan sarana lainnya seperti utilities, jaringan informasi, pengisian dengan isi materi koleksi. Pada tahap pengembangan perpustakaan secara umum, termasuk pengembangan fungsi dan program kegiatan, serta pengembangan koleksi terus menerus.Untuk kategori operasi, fokusnya makin diberikan pada pengembangan organisasi pengelola, pengembangan sistem operasi perpustakaan, pelaksanaan pemberian pelayanan, pembuatan program-program baru, upaya untuk makin mandiri dengan mengurangi ketergantungan pada sumbangan, serta mobilisasi dana dan sumber daya baik secara berkala maupun permanen. Semua penjelasan ini adalah untuk meyakinkan semua pihak bahwa rangkaian pekerjaan yang harus dilakukan ke depan adalah masih sangat panjang karena itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya melaldigital sinergisitas peran dan fungsi semua pihak. Untuk inilah, himbauan dukungan dan bantuan itu disampaikan.Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melayani 1 orang pengguna jasa perpustakaan dalam pelayanan sirkulasi kurang lebih 3 sampai dengan 5 menit. Sedangkan, apabila menggunakan sistem komputer dibutuhkan waktu kurang dari 30 detik. Hal ini mengindikasikan bahwa perpustakaan yang masih menggunakan sistem konvensional kurang optimal dalam hal pelayanan. Salah satu jawaban atas permasalahan tersebut adalah adanya suatu aplikasi program perpustakaan yang serba komputer (perpustakaan digital).
Digitasi perpustakaan merupakan salah satu jawaban terhadap pelayanan sirkulasi dan pelayanan informasi yang selama ini dikeluhkan masyarakat pengguna jasa perpustakaan. Hal ini tentunya dapat mengeliminir image negatif terhadap perpustakaan beralih fungsi menjadi tempat nongkrong, gosip, dan sebagainya dan bukan tidak dapat memainkan perannya yang signifikan sebagai bagian dalam dunia informasi, baik yang bersifat ilmiah, edukatif, rekreatif, ataupun fungsi-fungsi lainnya.
Beberapa keunggulan perpustakaan digital diantaranya adalah sebagai berikut:
(1) long distance service,
(2) akses yang mudah,
(3) murah (cost efective),
(4) pemeliharaan koleksi secara digital,
(5) jawaban yang tuntas,
(6) jaringan global.
Keuntungan lain dari peran perpustakaan digital adalah:
(1) Manfaat perpustakaan digital diantaranya,
(2) sebagai sumber pengetahuan,
(3) media penyebaran pengetahuan,
(4) untuk penyimpanan (repository),
(5) untuk perawatan/preservasi,
(6) media promosi/etalase hasil karya civitas akademika, dan
(7) mencegah duplikasi dan plagiat.Perpustakaan digital secara ekonomis lebih menguntungkan dibandingkan dengan perpustakaan tradisional.
Chapman dan Kenney (1996), mengemukakan empat alasan yaitu: institusi dapat berbagi koleksi digital, koleksi digital dapat mengurangi kebutuhan terhadap bahan cetak pada tingkat lokal, penggunaannya akan meningkatkan akses elektronik, dan nilai jangka panjang koleksi digital akan mengurangi biaya berkaitan dengan pemeliharaan dan penyampaiannya. Di sisi lain, Internet sebagai media dimana bahan digital tersedia, standar dan teknologinya akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan.Perpustakaan yang mengembangkan perpustakaan digital apabila infrastruktur dan peralatan yang diperlukan sudah tersedia. Lankah selanjutnya, pustakawan harus mampu mengidentifikasi sumberdaya yang tersedia di dalam sekolah terutama sumberdaya manusia yang dapat dijadikan mitra dalam pengembangan. Kolaborasi sebagai hubungan formal dalam proses pengembangan mulai dari formulasi ide, perancangan, pengujian produk hingga implementasi adalah sangat penting..
Prinsip-Prinsip Pengembangan Perpustakaan digital
Dalam digitasi perpustakaan, ada 2 prinsip dasar pengembangan yang menjadi isu sentral dalam pengembangan digital library. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:
(1) koleksinya meliputi materi dari berbagai sumber,
(2) pemakai harus disajikan suatu pandangan homogen dan beragam sumber.
Dari pandangan di atas kemudian dielaborasi menjadi empat isu strategis yang berkaitan dengan pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan di lingkungan sekolah seperti berikut ini.
1. Penyediaan sarana layanan merupakan suatu keharusan untuk mendorong peningkatan pemanfaatan Komputer yang pada gilirannya bermuara pada peningkatan kualitas dan produktivitas warga sekolah.
2. Publikasi dengan perpustakaan digital mampu mendorong peningkatan kualitas karya yang dihasilkan oleh warga sekolah.
3. Penyediaan infrastruktur Komputer di dalam sekolah mampu meningkatkan efisiensi penyediaan layanan.
4. Kolaborasi antara bahan pustaka dan perpustakaan sesuai dengan fungsinya masing-masing mampu dikembangkan dengan pelayanan informasi berbasis Web yang sesuai dengan harapan warga sekolah.Berdasarkan isu strategis seperti yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan strategi pengembangan perpustakaan digital.
Setiap perpustakaan memiliki strategi pengembangan yang berbeda satu sama lain, tergantung pada kondisi awal masing-masing perpustakaan. Belajar dari pengalaman perpustakaan lain akan dapat membantu dalam perumusan strategi yang sesuai dengan kondisi masing-masing perpustakaan.Beberapa faktor yang berpengaruh dalam perumusan strategi tersebut antara lain adalah:
(a) berapa besar perpustakaan digital yang akan dibangun;
(b) pustaka apa saja yang menjadi kebutuhan akses di dalam sekolah; (c) komponen apa saja yang akan dibutuhkan;
(d) siapa saja praktisi yang mempunyai keahlian,
(e) pengguna,
(f) pengembang,
(g) tenaga teknis yang akan disertakan dalam pengembangan; dan
(h) fungsi-fungsi apa saja yang dapat didukung secara lokal atau apa saja yang harus dipasok oleh pemasok.Dalam sistem digitasi perpustakaan (digital library system) dipersyaratkan berbagai unsur yang mendukung dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya sebagaimana ditulis oleh Arif (2003) dalam makalahnya yang berjudul konsep dan perencanaan dalam automasi perpustakaan.
Unsur-unsur yang dimaksud adah sebagai berikut:
(1) Pengguna (user),
(2) Perangkat keras (hardware),
(3) Perangkat lunak (software),
(4) Data,
(5) Network/LAN, dan
6) Manual/prosedur penjelasan.
Rencana Pendigitasian
Rencana pengembangan Perpustakaan digital harus dinyatakan secara jelas dan detail. Rencana tersebut menjadi dasar pijakan untuk melakukan seluruh kegiatan rutin perpustakaan. Salah satu ciri rencana yang baik adalah bila rencana itu dirumuskan di dalam visi dan misi Perpustakaan.
Visi dan misi perpustakaan harus relevan dengan visi dan misi sekolah. Tujuan, sasaran, dan strategi pun harus dinyatakan secara jelas dan detail di dalam rencana strategis perpustakaan (telah dibahas pada bagian perencanaan perpustakaan).Selanjutnya, rencana perpustakaan yang baik harus mampu mencerminkan kebutuhan dari seluruh stakeholder perpustakaan. . Untuk mendukung terlaksananya rencana perpustakaan digital tersebut, beberapa usaha yang diperlukan dapat berupa:
1. Mengembangkan rencana strategis perpustakaan. Rencana strategis adalah proses yang berulang yang meliputi evaluasi, pembaharuan, dan verifikasi terhadap rencana strategis yang dibuat biasanya dilakukan 5 tahun sekali. Rencana strategis itu harus dikomunikasikan dengan seluruh staf perpustakaan dan menjamin akan adanya dukungan penuh dalam implementasinya.
2. Menyiapkan dan menyusun draf rencana tahunan, yang biasanya dikenal dengan perencanaan operasional. Pengelola perpustakaan kemudian mengkomunikasikannya, memnta persetujuan kepala sekolah dan meminta restu dari komite sekolah. Penyusunan rencana operasional tahunan harus melibatkan seluruh staf perpustakaan.
3. Menetapkan kebijakan perpustakaan (library policy decition) dan standar pelaksanaan tugas-tugas perpustakaan dalam bentuk Standard Operating Procedure (SOP).
4. Memonitor dan mengevaluasi kinerja perpustakaan (monitoring and evaluating library performance) selama triwulan (tiga bulan sekali).
5. Membuka kotak saran yang memungkinkan seluruh pengguna perpustakaan dapat memberikan masukan, komentar, saran, usulan, dan kritikan terhadap penyempurnaan program kerja perpustakaan.
>>baca selengkapnya....